Slogan

Pro :

Nusantara Jaya

Nusantara Jaya

Jumat, 24 September 2010

D.N AIDIT

SEKEDAR INFO :

D.N Aidit juga Sastrawan
Posted on September 15, 2010 by Larasati Wulandari
Sumber : http://linkbiru.com/tokoh/d-n-aidit-juga-sastrawan

Dipa Nusantara Aidit yang lebih dikenal dengan DN Aidit (lahir di Tanjungpandan, Belitung, 30 Juli 1923 – meninggal di Boyolali, Jawa Tengah, 22 November 1965 pada umur 42 tahun) adalah Ketua Komite Sentral Partai Komunis Indonesia (CC-PKI). Ia dilahirkan dengan nama Achmad Aidit di Belitung, dan dipanggil “Amat” oleh orang-orang yang akrab dengannya. Di masa kecilnya, Aidit mendapatkan pendidikan Belanda. Ayahnya, Abdullah Aidit, ikut serta memimpin gerakan pemuda di Belitung dalam melawan kekuasaan kolonial Belanda, dan setelah merdeka sempat menjadi anggota DPR (Sementara) mewakili rakyat Belitung. Abdullah Aidit juga pernah mendirikan sebuah perkumpulan keagamaan, “Nurul Islam”, yang berorientasi kepada Muhammadiyah

Menjelang dewasa, Achmad Aidit mengganti namanya menjadi Dipa Nusantara Aidit. Ia memberitahukan hal ini kepada ayahnya, yang menyetujuinya begitu saja.
Dari Belitung, Aidit berangkat ke Jakarta, dan pada 1940, ia mendirikan perpustakaan “Antara” di daerah Tanah Tinggi, Senen, Jakarta Pusat. Kemudian ia masuk ke Sekolah Dagang (“Handelsschool”). Ia belajar teori politik Marxis melalui Perhimpunan Demokratik Sosial Hindia Belanda (yang belakangan berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia). Dalam aktivitas politiknya itu pula ia mulai berkenalan dengan orang-orang yang kelak memainkan peranan penting dalam politik Indonesia, seperti Adam Malik, Chaerul Saleh, Bung Karno, Bung Hatta, dan Prof. Mohammad Yamin. Menurut sejumlah temannya, Hatta mulanya menaruh banyak harapan dan kepercayaan kepadanya, dan Achmad menjadi anak didik kesayangan Hatta. Namun belakangan mereka berseberangan jalan dari segi ideologi politiknya.
Meskipun ia seorang Marxis dan anggota Komunis Internasional (Komintern), Aidit mengikuti paham Marhaenisme Sukarno dan membiarkan partainya berkembang tanpa menunjukkan keinginan untuk merebut kekuasaan. Sebagai balasan atas dukungannya terhadap Sukarno, ia berhasil menjadi Sekjen PKI, dan belakangan Ketua. Di bawah kepemimpinannya, PKI menjadi partai komunis ketiga terbesar di dunia, setelah Uni Soviet dan RRC. Ia mengembangkan sejumlah program untuk berbagai kelompok masyarakat, seperti Pemuda Rakyat, Gerwani, Barisan Tani Indonesia (BTI), Lekra, dan lain-lain.
Dalam kampanye Pemilu 1955, Aidit dan PKI berhasil memperoleh banyak pengikut dan dukungan karena program-program mereka untuk rakyat kecil di Indonesia. Dalam dasawarsa berikutnya, PKI menjadi pengimbang dari unsur-unsur konservatif di antara partai-partai politik Islam dan militer.

Pada 1965, PKI menjadi partai politik terbesar di Indonesia, dan menjadi semakin berani dalam memperlihatkan kecenderungannya terhadap kekuasaan. Pada tanggal 30 September 1965 terjadilah tragedi nasional yang dimulai di Jakarta dengan diculik dan dibunuhnya enam orang jenderal dan seorang perwira. Peristiwa ini dikenal sebagai Peristiwa G-30-S.
Pemerintah Orde Baru di bawah Jenderal Soeharto mengeluarkan versi resmi bahwa PKI-lah pelakunya, dan sebagai pimpinan partai, Aidit dituduh sebagai dalang peristiwa ini. Tuduhan ini tidak sempat terbukti, karena Aidit meninggal dalam pengejaran oleh militer ketika ia melarikan diri ke Yogyakarta dan dibunuh di sana oleh militer.
Ada beberapa versi tentang kematian DN Aidit ini. Menurut versi pertama, Aidit tertangkap di Jawa Tengah, lalu dibawa oleh sebuah batalyon Kostrad ke Boyolali. Kemudian ia dibawa ke dekat sebuah sumur dan disuruh berdiri di situ. Kepadanya diberikan waktu setengah jam sebelum “diberesi”. Waktu setengah jam itu digunakan Aidit untuk membuat pidato yang berapi-api. Hal ini membangkitkan kemarahan semua tentara yang mendengarnya, sehingga mereka tidak dapat mengendalikan emosi mereka. Akibatnya, mereka kemudian menembaknya hingga mati. versi yang lain mengatakan bahwa ia diledakkan bersama-sama dengan rumah tempat ia ditahan. Betapapun juga, sampai sekarang tidak diketahui di mana jenazahnya dimakamkan.

DN Aidit banyak menuliskan pikiran-pikirannya dalam sejumlah buku dan tulisan. Sebagian daripadanya adalah:
Sedjarah gerakan buruh Indonesia, dari tahun 1905 sampai tahun 1926 (1952)
Perdjuangan dan adjaran-adjaran Karl Marx (1952)
Menempuh djalan rakjat: pidato untuk memperingati ulangtahun PKI jang ke-32 – 23 Mei 1952 (1954)
Tentang Tan Ling Djie-isme: referat jang disampaikan pada kongres nasional ke-V PKI (1954)
Djalan ke Demokrasi Rakjat bagi Indonesia: (Pidato sebagai laporan Central Comite kepada Kongres Nasional ke-V PKI dalam bulan Maret 1954 (1955) / bahasa Inggris: The road to people’s democracy for Indonesia (1955)
Untuk kemenangan front nasional dalam pemilihan umum, dan kewadjiban mengembangkan kritik serta meninggikan tingkat ideologi Partai: Pidato dimuka sidang pleno Central Comite ke-3 PKI pada tanggal 7 Agustus 1955 (1955)
Pertahankan Republik Proklamasi 1945!: Perdjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan nasional, perdamaian dan demokrasi sesudah pemilihan parlemen (1955)
Menudju Indonesia baru: Pidato untuk memperingati ulang-tahun PKI jang ke-33 (1955)
Perjuangan dan adjaran-adjaran Karl Marx (1955)
Revolusi Oktober dan rakjat2 Timur (1957)
37 tahun Partai Komunis Indonesia (1957)
Masjarakat Indonesia dan revolusi Indonesia: (soal² pokok revolusi Indonesia) (1958)
Sendjata ditangan rakjat (1958)
Kalahkan konsepsi politik Amerika Serikat (1958)
Visit to five socialist states: talk by D.N. Aidit at the Sports Hall in Djakarta on 19th September (1958)
Konfrontasi peristiwa Madiun (1948) – Peristiwa Sumatera (1956) (1958)
Ilmu pengetahuan untuk rakjat, tanahair & kemanusiaan (1959)
Pilihan tulisan (1959)
Introduksi tentang soal2 pokok revolusi Indonesia kuliah umum (1959)
Untuk demokrasi dan kabinet gotong rojong (laporan umum Comite Central Partai Komunis Indonesia kepada Kongres Nasional ke-VI) (1959)
Dari sembilan negeri sosialis: kumpulan laporan perlawatan kesembilan negeri sosialis (1959)
Peladjaran dari sedjarah PKI (1960)
Indonesian socialism and the conditions for its implementation (1960)
Memerangi liberalisme (1960)
41 tahun PKI (1961)
PKI dan MPRS (1961)
Perkuat persatuan nasional dan persatuan komunis!: laporan politik ketua CC PKI kepada Sidang Pleno ke-III CC PKI pada achir tahun 1961 (1961)
Anti-imperialisme dan Front Nasional (1962)
Setudju Manipol harus setudju Nasakomn (1962)
Pengantar etika dan moral komunis (1962)
Tentang Marxisme (1962)
Untuk demokrasi, persatuan dan mobilisasi laporan umum atas nama CC PKI kepada Kongres Nasional ke-VI (1962)
Indonesian communists oppose Malaysia (1962)
Berani, berani, sekali lagi berani: laporan politik ketua CC PKI kepada sidang pleno I CC PKI, disampaikan pada tanggal 10 Februari 1963 (1963)
Hajo, ringkus dan ganjang, kontra revolusi: pidato ulangtahun ke-43 PKI, diutjapkan di Istana Olah Raga “Gelora Bung Karno” pada tanggal 26 Mei 1963 (1963)
Langit takkan runtuh (1963)
Problems of the Indonesian revolution (1963)
Angkatan bersendjata dan penjesuaian kekuasaan negara dengan tugas² revolusi; PKI dan Angkatan Darat (1963)
PKI dan ALRI (SESKOAL) (1963)
PKI dan AURI (1963)
PKI dan polisi (1963)
Dekon dalam udjian (1963)
Peranan koperasi dewasa ini (1963)
Dengan sastra dan seni jang berkepribadian nasional mengabdi buruh, tani dan pradjurit (1964)
Aidit membela Pantjasila (1964)
PKI dan Angkatan Darat (Seskoad) (1964)
Aidit menggugat peristiwa Madiun: pembelaan D.N. Aidit dimuka pengadilan Negeri Djakarta, Tgl. 24 Februari 1955 (1964)
“The Indonesian revolution and the immediate tasks of the Communist Party of Indonesia” (1964)
Untuk bekerdja lebih baik dikalangan kaum tani (1964)
Dengan semangat banteng merah mengkonsolidasi organisasi Komunis jang besar: Djadilah Komunis jang baik dan lebih balk lagi! (1964)
Kobarkan semangat banteng! – Madju terus, pantang mundur! Laporan politik kepada sidang pleno ke-II CCPKI jang diperluas dengan Komisi Verifikasi dan Komisi Kontrol Central di Djakarta tanggal 23-26 Desember 1963 (1964) / bahasa Inggris: Set afire the banteng spirit! – ever forward, not retreat! – political report to the second plenum of the Seventh Central Committee Communist Party of Indonesia, enlarged with the members of the Central, 1963 (1964)
Kaum tani mengganjang setan-setan desa: laporan singkat tentang hasil riset mengenai keadaan kaum tani dan gerakan tani Djawa Barat (1964)
Perhebat ofensif revolusioner disegala bidang! Laporan politik kepada sidang pleno ke-IV CC PKI jang diperluas tanggal 11 Mei 1965 (1965)
Politik luarnegeri dan revolusi Indonesia (kuliah dihadapan pendidikan kader revolusi angkatan Dwikora jang diselenggarakan oleh pengurus besar Front Nasional di Djakarta) (1965)
Selain itu, sebagian dari tulisan-tulisannya juga diterbitkan di Amerika Serikat dengan judul The Selected Works of D.N. Aidit (2 vols.; Washington: US Joint Publications Research Service, 1961).

ini Ada bebrapa Puisi / Sajak yang ditulis Aidit :

Kini Ia sudah Dewasa
(menjambut ulang tahun ke-35 PKI)
23 Mei 1955

35 tahun jang lalu
Ia lahir
dengan kesakitan
Klas termadju,
Sebagai anak zaman
Jang akan melahirkan zaman.

Ia tahan taufan
dan tak lena karena sepoi
ia menjusup dihati Rakjat
lebih dalam dari laut Banda
Ia menghias hidup
lebih indah dari sunting tjempaka.

Ia dihidupkan oleh hidup,
tahan teror dan provokasi
dulu, sekarang dan nanti
Ia Antaeus, anak Poseidon
tak terkalahkan selama setia pada bumi
Ia anak zaman jang melahirkan zaman
Kini ia telah dewasa.

embok Granit
(kepada “Dewan2Partikelir” Dalam Munas)

Dengan ugjung bajonet itu
kau naikkan sikepala batu
duduk bersama Rakjat dan aku
Kau harap dapat menghambat
sedjarah jang djalannya tjepat
tak tahu kaulah yang kan kiamat;

Kau mau ulangi tjerita usang
tentang Negro empatlapan
tentang Magelang dan Ngalian
tau lupa Amir dan Hadji Bakri
lupa para petani bagi2 tanah
di Wonogiri dan Bojolali

Derap sepatu sedjarah
akan indjak2 sikepalabatu
dan bajonet itu akan patah
Tembok granit lebih keras
dari tembok batu
tembok granit Rakjat bersatu

Djakarta, 15 September 1957

Jang Mati Hidup Abadi

Lama nian aku tak menangis
tidak karena mata sudah mengerting
atau hati membeku dingin
tapi kali ini, dengan tak sedar
hati kepala penuh taktertahan
butir2 air mata membasahi koran pagi
Orang hitam berhati putih itu
dibunuh siputih berhati hitam!

Tapi, bukankah pembunuh terbunuh?
Lumumba sendiri hidup se-lama2nya
Lumumba mati hidup abadi
Kini dunia tidak untuk siputih jang hitam
tapi untuk semua
putih, kungin, **********, hitam …….
Kini udara penuh Lumumba
karena Lumumba berarti merdeka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAFSIR AL-QUR'AN

O.SurahMakkiyah / MadaniyahJumlah AyatRecitation
1.Al-Fatihah (Pembukaan)Makkiyah7
2.Al-Baqarah (Sapi Betina)Madaniyyah286
3.Ali Imran (Keluarga 'Imran)Madaniyyah200
4.An-Nisaa (Wanita)Madaniyyah176
5.Al-Maidah (Hidangan)Madaniyyah120
6.Al-An'am (Binatang Ternak)Makkiyah165
7.Al-A'raf (Tempat Tertinggi)Makkiyah206
8.Al-Anfaal (Rampasan Perang)Madaniyyah75
9.At-Taubah (Pengampunan)Madaniyyah129
10.Yunus (Yunus)Makkiyah109
11.Huud (Hud)Makkiyah123
12.Yusuf (Yusuf)Makkiyah111
13.Ar-Ra'd (Petir)Madaniyyah43
14.Ibrahim (Ibrahim)Makkiyah52
15.Al-Hijr (Al Hijr)Makkiyah99
16.An-Nahl (Lebah)Makkiyah128
17.Al-Israa' (Memperjalankan di Malam Hari)Makkiyah111
18.Al-Kahfi (Goa)Makkiyah110
19.Maryam (Maryam)Makkiyah98
20.Thaahaa (Thaa Haa)Makkiyah135
21.Al-Anbiyaa (Nabi-nabi)Makkiyah112
22.Al-Hajj (Haji)Madaniyyah78
23.Al-Mu'minuun (Orang-orang yang Beriman)Makkiyah118
24.An-Nuur (Cahaya)Madaniyyah64
25.Al-Furqaan (Pembeda)Makkiyah77
26.Asy-Syu'araa (Para Penyair)Makkiyah227
27.An-Naml (Semut)Makkiyah93
28.Al-Qashash (Kisah-kisah)Makkiyah88
29.Al-'Ankabuut (Laba-laba)Makkiyah69
30.Ar-Ruum (Bangsa Romawi)Makkiyah60
31.Luqman (Luqman)Makkiyah34
32.As-Sajdah (Sujud)Makkiyah30
33.Al-Ahzab (Golongan yang Bersekutu)Madaniyyah73
34.Saba' (Kaum Saba')Makkiyah54
35.Faathir (Pencipta)Makkiyah45
36.Yaa Siin (Yaa Siin)Makkiyah83
37.Ash-Shaaffat (Yang bershaf-shaf)Makkiyah182
38.Shaad (Shaad)Makkiyah88
39.Az-Zumar (Rombongan-rombongan)Makkiyah75
40.Al-Mu'min (Orang yang Beriman)Makkiyah85
41.Fushshilat ((Kitab) yang dijelaskan)Makkiyah54
42.Asy-Syuura (Musyawarah)Makkiyah53
43.Az-Zukhruf (Perhiasan)Makkiyah89
44.Ad-Dukhaan (Kabut)Makkiyah59
45.Al-Jaatsiyah (Yang Berlutut)Makkiyah37
46.Al-Ahqaaf (Bukit-bukit Pasir)Makkiyah35
47.Muhammad (Nabi Muhammad S.A.W.)Madaniyyah38
48.Al-Fat-h (Kemenangan)Madaniyyah29
49.Al-Hujuraat (Kamar-kamar)Madaniyyah18
50.Qaaf (Qaaf)Makkiyah45
51.Adz-Dzaariyat (Angin yang Menerbangkan)Makkiyah60
52.Ath-Thuur (Bukit)Makkiyah49
53.An-Najm (Bintang)Makkiyah62
54.Al-Qamar (Bulan)Makkiyah55
55.Ar-Rahmaan (Yang Maha Pemurah)Madaniyyah78
56.Al-Waaqi'ah (Hari Kiamat)Makkiyah96
57.Al-Hadiid (Besi)Madaniyyah29
58.Al-Mujaadilah (Wanita yang Mengajukan Gugatan)Madaniyyah22
59.Al-Hasyr (Pengusiran)Madaniyyah24
60.Al-Mumtahanah (Perempuan yang Diuji)Madaniyyah13
61.Ash-Shaff (Barisan)Madaniyyah14
62.Al-Jumuah (Hari Jum'at)Madaniyyah11
63.Al-Munaafiqun (Orang-orang Munafik)Madaniyyah11
64.At-Taghaabun (Hari Ditampakkan Kesalahan-kesalahan)Madaniyyah18
65.Ath-Thalaaq (Talak)Madaniyyah12
66.At-Tahriim (Mengharamkan)Madaniyyah12
67.Al-Mulk (Kerajaan)Makkiyah30
68.Al-Qalam (Kalam (Pena))Makkiyah52
69.Al-Haaqqah (Hari Kiamat)Makkiyah52
70.Al-Ma'aarij (Tempat-tempat Naik)Makkiyah44
71.Nuh (Nabi Nuh)Makkiyah28
72.Al-Jin (Jin)Makkiyah28
73.Al-Muzzammil (Orang yang Berselimut)Makkiyah20
74.Al-Muddatstsir (Orang yang Berkemul)Makkiyah56
75.Al-Qiyaamah (Hari Kiamat)Makkiyah40
76.Al-Insaan (Manusia)Madaniyyah31
77.Al-Mursalaat (Malaikat yang Diutus)Makkiyah50
78.An-Naba' (Berita Besar)Makkiyah40
79.An-Naazi'aat (Malaikat-malaikat yang Mencabut (Nyawa))Makkiyah46
80.'Abasa (Ia Bermuka Masam)Makkiyah42
81.At-Takwiir (Menggulung)Makkiyah29
82.Al-Infithaar (Terbelah)Makkiyah19
83.Al-Muthaffif (Orang-orang yang Curang)Makkiyah36
84.Al-Insyiqaaq (Terbelah)Makkiyah25
85.Al-Buruuj (Gugusan Bintang)Makkiyah22
86.Ath-Thaariq (Yang Datang di Malam Hari)Makkiyah17
87.Al-A'laa (Yang Paling Tinggi)Makkiyah19
88.Al-Ghaasyiyah (Hari Pembalasan)Makkiyah26
89.Al-Fajr (Fajar)Makkiyah30
90.Al-Balad (Negeri)Makkiyah20
91.Asy-Syams (Matahari)Makkiyah15
92.Al-Lail (Malam)Makkiyah21
93.Adh-Dhuhaa (Waktu Matahari Sepenggalah Naik)Makkiyah11
94.Alam Nasyrah (Melapangkan)Makkiyah8
95.At-Tiin (Buah Tin)Makkiyah8
96.Al-'Alaq (Segumpal Darah)Makkiyah19
97.Al-Qadr (Kemuliaan)Makkiyah5
98.Al-Bayyinah (Bukti)Madaniyyah8
99.Az-Zalzalah (Kegoncangan)Madaniyyah8
100.Al-'Aadiyaat (Kuda Perang)Makkiyah11
101.Al-Qaari'ah (Hari Kiamat)Makkiyah11
102.At-Takaatsur (Bermewah-mewahan)Makkiyah8
103.Al-'Ashr (Masa)Makkiyah3
104.Al-Humazah (Pengumpat)Makkiyah9
105.Al-Fiil (Gajah)Makkiyah5
106.Quraisy (Suku Quraisy)Makkiyah4
107.Al-Maa'uun (Barang-barang yang Berguna)Makkiyah7
108.Al-Kautsar (Nikmat yang Banyak)Makkiyah3
109.Al-Kaafiruun (Orang-orang Kafir)Makkiyah6
110.An-Nashr (Pertolongan)Madaniyyah3
111.Al-Lahab (Gejolak Api)Makkiyah5
112.Al-Ikhlash (Memurnikan Ke-esaan Allah)Makkiyah4
113.Al-Falaq (Waktu Subuh)Makkiyah5
114.An-Naas (Manusia)Makkiyah6